kamu tau gak, seperti apa kamu dimataku?
bagiku, kamu itu sebuah cinta, sayang, dan harapan bagiku.
kamu tidak terlalu cantik, tapi aku suka...
hatimu yang tulus, sikapmu yang lembut
bagaikan embun dipagi hari.
kamu bagaikan sihir yang menaklukkan hatiku..
sihir yang sulit untuk disembuhkan.
dan aku berharap, aku tak sembuh dari sihirmu itu.
karena aku ingin memilikimu seutuhnya.
namun, siapa aku? siapa diriku?
aku bukanlah seorang pangeran tampan dan berkelimpangan harta.
aku cuma manusia biasa.
yang selalu ada masalah yang menyelimuti hidupku.
pantaskah aku memilikimu lagi?
pantaskah aku mencintaimu lagi?
aku rasa itu tidak mungkin lagi...
kamu bisa mencari seseorang yang lebih baik dari aku.
kamu bisa mencintai seseorang yang lebih perhatian dari aku.
yang selalu membuatmu tersenyum, bukan yang selalu membuatmu bersedih.
karena aku bukanlah pilihan yang terbaik di dunia ini.
mungkin, hal yang terindah dalam dunia yang tidak adil ini adalah..
disaat aku bisa bertemu kamu, bersama kamu, melihat senyum kamu.
ingin sekali kamu ada disini lagi bersamaku.
tapi....
sudahlah, biarkan hal yang tak mungkin ini, menjadi rahasia dalam hidupku.
biarkah hanya hatiku yang menyimpannya.
meski menahan sakit dan gundah yang sangat sakit..
tapi,
aku harus mengerti, siapa aku yang sebenarnya. :-)
Rabu, 09 September 2015
Minggu, 06 September 2015
suara hati
BUKAN DIRIKU
Setelah kupahami
ku bukan yang terbaik
yang ada di hatimu
Tak dapat kusanksikan
ternyata dirinyalah
yang mengerti kamu,
bukanlah diriku
Kini maafkanlah aku
bila ku menjadi bisu
kepada dirimu
bukan santunku terbungkam
hanya hatiku terbatas
‘tuk mengerti kamu
maafkanlah aku
Walau ku masih mencintaimu;
Ku harus meninggalkanmu;
Ku harus melupakanmu
Meski hatiku menyayangimu;
Nurani membutuhkanmu;
ku harus merelakanmu
Dan hanyalah dirimu
yang mampu memahamiku
yang dapat mengerti aku,
ternyata dirinyalah
yang sanggup menyanjungmu
yang dapat menyantunmu,
bukanlah diriku
Setelah kupahami
ku bukan yang terbaik
yang ada di hatimu
Tak dapat kusanksikan
ternyata dirinyalah
yang mengerti kamu,
bukanlah diriku
Kini maafkanlah aku
bila ku menjadi bisu
kepada dirimu
bukan santunku terbungkam
hanya hatiku terbatas
‘tuk mengerti kamu
maafkanlah aku
Walau ku masih mencintaimu;
Ku harus meninggalkanmu;
Ku harus melupakanmu
Meski hatiku menyayangimu;
Nurani membutuhkanmu;
ku harus merelakanmu
Dan hanyalah dirimu
yang mampu memahamiku
yang dapat mengerti aku,
ternyata dirinyalah
yang sanggup menyanjungmu
yang dapat menyantunmu,
bukanlah diriku
Langganan:
Postingan (Atom)